Jumat, 04 Maret 2011
SENI PERTUNJUKAN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH: KEBERADAAN MUSIK KERONCONG DI INDONESIA


Seni Pertunjukan adalah segala ungkapan seni yang substansi dasarnya adalah yang

dipergelarkan langsung di hadapan penonton. Seni pertunjukan dapat dipilah menjadi tiga

kategori yakni:

1. Musik (vokal, instrumental, gabungan)

2. Tari (representasional dan non-representasional)

3. Teater (dengan orang atau boneka/wayang sebagai dramatis personae).(Kasim,

2005).

Agak sulit rasanya untuk membicarakan perkembangan seni pertunjukan di Indonesia

secara keseluruhan, sebab masing-masing kategori (musik, tari dan teater) memiliki

karakter dan kekhasan tersendiri dan sangat kompleks. Oleh sebab itu, saya tidak akan

membahas ketiga kategori di atas, tetapi akan memfokuskan pembahasan hanya pada seni

pertunjukan musik, khususnya musik keroncong.

Akan halnya keberadaan musik keroncong ini, ada beberapa pendapat yang berbeda.

Di satu pihak ada yang mengatakan bahwa sejarah perkembangan musik keroncong

dimulai pada abd ke 17, masa ketika kaum mardijkers, keturunan Portugis mulai

memperkenalkannya di Batavia. Dari tulisan-tulisan A.Th.Manusama, Abdurachman R.

Paramita, S. Brata dan Wi Enaktoe kita dapat memahami bahwa menurut mereka

keroncong bukanlah kesenian asli ciptaan orang-orang Indonesia.

Namun di pihak lain, Kusbini seorang ahli keroncong yang terpandang di Indonesia

berpendapat lain. Dalam suatu ceramahnya yang disampaikan pada acara yang

diselenggarakan oleh Tim Olah Seni Indonesia (TOSI) pada tanggal 28 Desember 1970

di Jogyakarta, ia mengatakan bahwa musik keroncong adalah asli ciptaan bangsa

Indonesia. Oleh sebab itu keroncong adalah asli milik bangsa Indonesia. Lebih lanjut

dikatakan bahwa lagu-lagu keroncong Indonesia memang banyak dipengaruhi dan

diilhami oleh lagu-lagu Portugis abd ke 17, tetapi nada dan iramanya sangat berbeda.

Meskipun ada perbedaan tersebut, patutlah disadari bahwa keberadaan keroncong di

Indonesia dimulai pada abad ke 17, pada saat kedatangan bangsa Portugis ke Batavia.

(Munjid, 2001: 10-12).

Bila ditelusuri ke belakang, sejarah keroncong bermula dari suatu daerah di Batavia

yang bernama kampung Tugu. Sejak pertengahan abad ke 17, di Kampung Tugu tersebut

terdapat sekelompok masyarakat yang mempunyai hubungan erat dengan Portugis yang

*Makalah dipresentasikan pada Seminar Sejarah dengan tema Sejarah Seni Pertunjukan dan

Pembangunan Bangsa yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional

Yogyakarta pada tanggal 17-18 Mei 2006

**Lektor Kepala pada Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia dan Direktur Nilai Sejarah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

disebut dengan Black Portuguese. Namun ada pula pendapat yang mengatakan bahwa

Black Portuguese ini sebenarnya adalah orang-orang yang berdarah Goa, Bengali atau

Coromandel yang dibaptis Katolik oleh tuan/majikan mereka, orang Portugis. Setelah

dibaptis, kemudian mereka mendapat nama Portugis.(Hauken, 2000).

Pendapat lain yang sedikit berbeda mengatakan bahwa ”Black Portuguese” ini adalah

orang-orang bangsa Moor yang menguasai semenanjung Luso-Iberi (sekarang Portugal-

Spanyol) pada abad ke 7 hingga 15. Ketika persekutuan raja-raja Katoloik (Los Reyes

Catolik) merebut kembali wilayah itu sekitar tahun 1492, beberapa di antara bangsa

Moor-yang beragama Islam bersedia dibaptis menjadi Katolik dan kemudian mendapat

nama Portugis. (Paramita, 1976). Meskipun sudah menjadi Katolik, mereka masih

mendapat perlakuan diskriminasi sehingga akhirnya keluar dari Portugis dan Spanyol

dengan cara bekerja dan ikut pada kapal-kapal dagang Portugis dan bekerja sebagai

budak. Sekitar abad ke 17 mereka sampai di Batavia dan kemudian diberi tempat di

Kampung Tugu.

Menurut Manusama yang diperkuat oleh Antonio Pinto da Franca, lagu keroncong

pertama di Indonesia lahir di kampung Tugu sekitar tahun 1661 yang berjudul Moresco,

Kafrinyu, Old Song dan Craddle Song. (Franca, 1970: 106-108). Sekitar tahun 1870-an,

ketika bahasa Melayu mulai populer di Batavia, musik keroncong mulai diminati oleh

orang-orang Indo-Belanda dan orang-orang Indonesia sendiri.

Di tangan orang-orang Indo ini, penampilan keroncong sedikit berubah menjadi lebih

romantis. Lagu-lagu keroncong yang dinyanyikan bersifat asmara merayu untuk merayu

lawan jenisnya. Mereka menyanyikan keroncong di jalan-jalan, di gang-gang kampung

melewati rumah-rumah para noni pada malam hari. (Suadi, 2000:81). Saat itu mulai

dikenal kata-kata asmara serayu seperti ...indung-indung disayang..., hai nona manis dan

lain sebagainya. Sejak dimainkan oleh orang-orang Indo, keroncong menjadi identik

dengan lagu asmara yang melankolis dan merayu.

Namun, pada pertengahan awal abad ke-20 (1920-1942) adalah masa yang dinamis

dalam sejarah perkembangan musik keroncong. Pada masa itu terjadi perubahan dan

perkembangan dari segi alat musik, irama, karakter lagu dan apresiasi terhadap musik

keroncong. Kala itu keroncong mulai memiliki popularitas yang cukup besar, terutama di

kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogyakarta dan Solo. Keroncong

mulai diperdengarkan di radio-radio dan mulai direkan pada piringan hitam.

Secara umum, perkebangan keroncong pada abad 20 dipengaruhi oleh musik-musik

Barat seperti irama off-beat dance dan hawaiian. Pengaruh tersebut tampak dalam

penggunaan alat-alat musik dan irama. Pada kurun waktu 1915-1937, datang ke

Indonesia musisi-musisi dari Rusia, Perancis, Belanda, Polandia, Cekoslawakia dan

Filipina, baik perseorangan maupun dalam kelompok-kelompok seperti kelompok

ensamble atau kelompok orkestra (Pasaribu, 1985). Melalui musisi-musisi inilah dunia

musik Indonesia, temasuk keroncong berkenalan dengan alat-alat musik, seperti cello,

string bass, flute dan gitar melodi. Juga mulai bersentuhan dengan irama musik jazz off-

beat dance dan hawaiian.

Diilhami oleh populernya permainan musik Barat, keroncong mulai mengadopsi

unsur-unsur musik Barat tersebut. Dalam musik keroncong mulai dipergunakan alat-alat

musik seperti flute, cello, string bass, gitar melodi dan biola menjadi susunan standar

pembentuk musik keroncong. Lagu-lagu yang dimainkan pun bertema romantis dengan

syair asmara merayu yang menjadi pilihan dan tampak semakin diminati.

Mulai tahun 1920-an, banyak lahir kelompok-kelompok keroncong di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Solo. Dan sebagian pemainnya

terdiri dari orang-orang Belanda. Dengan adanya unsur-unsur pemusik Barat, terutama di

Jakarta, Surabaya dan Bandung, mendorong timbulnya ”cap barat” pada musik

keroncong. ”Cap barat” itu semakin diperkuat oleh kenyataan perilaku para pelaku dan

penikmat keroncong yang agak ekslusif. Kebiasaan bernyanyi sambil minum minuman

keras, dansa-dansi, pesta-pesta dengan meniru budaya barat. Namun tidak demikian

halnya di daerah Jawa Tengah (Jogyakarta, Solo dan Semarang). Di Jawa Tengah

keroncong berakulturasi dengan musik tradisional setempat seperti gamelan. Fungsi alat

musik diidentikkan dengan fungsi alat musik dalam gamelan. Bass diidentikkan dengan

gong, cello dengan kendang, gitar dan biola atau suling dengan gambang serta rebab.

Lagu-lagu dari Jawa Tengah lebih tenang dan lembut. Irama dan perpindahan nadanya

lebih lambat, sehingga memungkinkan banyak cengkok dalam menyanyikan lagunya.

Cara menyanyikan dengan banyak cengkok juga identik dengan cara menyanyi lagu-lagu

Jawa. Sehingga berkembang satu bentuk atau corak musik keroncong yang dikenal

dengan langgam (kroncong Jawa).

Akan halnya keberadaan awal musik keroncong di Indonesia, ada dua tempat yang

berperan dalam sejarah keroncong, yakni Kampung Tugu dan Kampung Kemayoran di

Batavia. Sampai sekarang masyarakat Kampung Tugu masih tetap memainkan keroncong

khas mereka dengan menyanyikan lagu-lagu berbahasa Portugis seperti Moresco,

Prounga, Kafrinyu, Craddle Song dan Old Song. Orang-orang Kampung Tugu membuat

sendiri alat-alat musiknya yang dibuat dari kayu waru dan kayu kembang kenanga.

Selain itu, tradisi minum-minuman keras sambil bermain musik masih mereka jalankan.

(Sinar harapan, 9 September 1978).

Komunitas kedua adalah Kampung Kemayoran. Pada wal abad ke 20 di Kampung

Kemayoran pernah bermukim beberapa musisi keroncong terkenal seperti Atingan,

J.Dumas, Kramer, Any Landow dan Ismail Marzuki. Istilah de Krokodillen (buaya

keroncong) kemungkinan berasal dari sini. Dari musisi Kampung Kamyoran ini pula lahir

sebuah lagu yang berjudul ”Keroncong Kemayoran”. Dari catatan yang diberikan

Kusbini tahun 1935, lagu Keroncong Kemayoran memiliki beberapa kesamaan dengan

lagu-lagu Portugis orang-orang Kampung Tugu, baik irama maupun cengkoknya.

Perbedaannya hanya terletak pada syairnya yang berbahasa Melayu dan bersifat

improvisatoris.

II

Berkuasanya Jepang di Indonesia menjadi faktor penting yang mempengaruhi

perkembangan dan perubahan keroncong dalam perjalanan sejarahnhya. Untuk

memahami pengaruh Jepang dalam perkembangan dan perubahan musik keroncong, ada

dua strategi yang dijalankan Jepang dalam melancarkan misinya. Pertama, pandangan

dan sikap Jepang terhadap kebudayaan Indonesia dengan maksud ”mengambil hati”

rakyat Indonesia. Kedua, strategi propaganda Jepang untuk mendekati golongan Islam.

Kedua alasan tersebut dilakukan untuk mencari simpatik rakyat Indonesia

Pada masa pendudukan Jepang, mereka memilki misi yang disebut dengan ”perang

suci” melawan imperialisme barat. ”Perang suci” itu dilakukan dalam setiap aspek,

termasuk kebudayaan. Melalui lembaga kebudayaannya, Keimin Bunka Shidosho yang

berada di bawah badan propaganda Sendenbu, Jepang berusaha menghapus unsur-unsur

budaya barat dalam kesenian Indonesia, dan secara bersama-sama mengembangkan dan

memasyarakatkan kesenian asli Indonesia dan kesenian Jepang. Semua itu dilakukan

dalam semangat sebagai bagian dari bangsa Asia Raya. Keroncong yang sebelumnya

telah mendapat ”cap barat”, mendapat sorotan khusus.

Melalui bagian seni suara Keimin Bunka Shidoso, banyak masuk aspirasi yang

menginginkan dihapusnya unsur-unsur barat dalam keroncong. Unsur-unsur barat itu

dimaksudkan bukan pada teknis musik, tetapi lebih pada syair yang bersifat asmara

merayu dan perilaku pemusik dan peminat keroncong yang ada di kota-kota besar. Oleh

sebab itu, pada Agustus 1943, Jepang mengambil sikap dan tindakan melarang musik

keroncong yang dianggap kebarat-baratan itu. Musik keroncong diarahkan ke arah yang

lebih ketimuran, menjadi lebih sopan dan dianggap lebih bermoral. Tidak ada lagi syair-

syair asmara dengan kata-kata merayu yang dianggap melemahkan bangsa Indonesia.

Tidak ada lagi keroncong yang dinyanyikan berkeliling di jalan-jalan, dansa-dansi dan

mabuk-mabukan. Dan hal ini berlangsung sampai sekarang.

Pada jaman Jepang ini pula lahir banyak lagu-lagu keroncong yang bertemakan cinta

tanah air atau kepahlawanan seperti ”Suci”, ”Hanya Engkau” dan ”Jembatan Merah”.

Dan pada saat itu pula lagu ”Bengawan Solo” mulai dikenal dan bahkan sampai ke negeri

Jepang. Tema ”Kepahlawanan” dan ”Cinta Tanah Air” tetap bertahan bahkan setelah

Jepang meninggalkan Indonesia. Lagu ”Selendang Sutera”, ”Sepasang Mata Bola” dan

”Melati di Tapal Batas” adalah contoh lagu yang lahir setelah tahun 1945.

Sementara adanya pendapat yang berbeda mengenai keberadaan musik keroncong di

Indonesia, apakah merupakan musik asli Indonesia atau bukan, sebaiknya tidak perlu

diperdebatkan. Sangat sulit untuk mengatakan jenis musik tersebut asli ciptaan orang

Indonesia sebab menurut catatan atau sumber yang ada, musik tersebut adalah kesenian

yang lahir dari orang-orang yang mempunyai hubungan erat dengan orang-orang

Portugis. Namun, musik keroncong yang berkembang di Indonesia pun bukanlah jenis

musik keroncong asli Portugis. Yang bisa dikatakan adalah telah terjadi akulturasi atau

percampuran antara musik keroncong yang berasal dari Portugis dengan musik-musik

atau budaya yang ada di Indonesia. Demikian pula dengan jenis-jenis musik lainnya yang

banyak mendapat pengaruh luar seperti pop, jazz atau blues.

Agaknya, sekarang masyarakat Indonesia secara umum mengenal musik keroncong

sebagai sebuah kesenian musik khas Indonesia yang memiliki irama yang dinamis,

melodius dan teknik bernyanyinya dengan cengkok khusus, dibawakan oleh pemain

musik dan penyanyi yang sopan dan tidak banyak gerak dan gaya, sehingga terkesan

kaku. Banyak orang mengganggap keroncong adalah musik untuk kalangan orang tua.

Pada hal bila ditelusuri ke belakang, sebenarnya musik jenis ini justru dinyanyikan oleh

kalangan muda untuk merayu para nona-noni

posted by basanova @ 02.18   0 comments
About Me


Name: basanova
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
  • Architecture News
  • Ungu – Dilema Cinta

    Seberapa salahkah diriku
    Hingga kau sakiti aku begitu menusukku
    Inikah caramu membalas
    Aku yang selalu ada saat kau terluka

    Seberapa hinanya diriku
    Hingga kau ludahi semua yang ku beri untukmu
    Tak ada satu pun perasaan yang mampu membuatku begitu terluka

    Namun ku terlanjur mencintai dirimu
    Terlambat bagiku pergi darimu
    Bagiku terlalu indah perasaan itu
    Tak mudah untukku menjauh darimu

    Telah ku coba segala cara
    ‘Tuk bahagiakan kamu
    Merebut hatimu
    Namun tak semudah yang ku bayangkan
    Bila kau tak inginkan ku ’tuk di sisimu

    Tak pernah kurasakan sebelumnya
    Menginginkan dirinya hingga ku tak kuasa
    Meyakini hatiku bahwa ku mampu berlalu

    Namun ku terlanjur mencintai dirimu
    Terlambat bagiku pergi darimu
    Bagiku terlalu indah perasaan itu
    Tak mudah untukku menjauh darimu

    Namun ku terlanjur mencintai dirimu
    Terlambat bagiku pergi darimu
    Bagiku terlalu indah perasaan itu
    Tak mudah untukku menjauh darimu

    Lirik lagu Ungu – Dilema Cinta ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Ungu – Dilema Cinta.

  • Insurance News
  • ST12 – Isabella (OST Isabella)

    isabella adalah kisah cinta dua dunia
    mengapa kita berjumpa namun akhirnya terpisah
    ooooh oooow ow ow ow

    terbayang lambaiannya saatku terbakar kehangatan
    dunia dipenuhi warna berseri bunga cinta
    kita yang terlena hingga musim berubah
    mentari menyepi menyalakan api cinta

    reff:
    dia isabella, lambang cinta dan prahara
    terpisah karena adat yang berbeda
    cinta gugur bersama daun-daun kekeringan

    haluan hidupku terpisah dengan isabella
    terbayang lambaiannya saatku terbakar kehangatan
    siang jadi hilang ditelan kegelapan malam
    alam yang terpisah melenyapkan sebuah kisah

    repeat reff [2x]

    Lirik lagu ST12 – Isabella (OST Isabella) ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 ST12 – Isabella (OST Isabella).

  • Gold Mining News
  • The Dance Company – Papa Rock N Roll

    papa memang harus begini
    sering bikin sakit hati
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    papa mungkin seminggu dibali
    nyari panggung sana sini
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    bukanlah rasa untuk lari
    itu tuntutan profesi
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    mama please, please don’t be angry
    papa sibuk …
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    pengen kayak Bon Jovi (I’ll be there for you)
    rock star yang sayang istri
    mama aku disini
    memelukmu lagi

    one more time

    pengen kayak Bon Jovi
    rock star yang sayang istri
    mama aku disini
    memelukmu lagi

    papa memang harus begini
    sering bikin sakit hati
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    papa mungkin seminggu di bali
    nyari panggung sana sini
    papa gak pulang beibeh
    papa gak bawa uang beibeh

    papa gak pulang
    gak bawa uang
    papa gak pulang
    papa gak bawa uang

    Lirik lagu The Dance Company – Papa Rock N Roll ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 The Dance Company – Papa Rock N Roll.

  • Wedding Planning
  • Firmal Idol – Kehilangan

    Ku coba ungkap tabir ini
    Kisah antara kau dan aku
    Terpisahkan oleh ruang dan waktu
    Menyudutkanmu meninggalkanku

    Ku merasa tlah kehilangan
    Cintamu yang tlah lama hilang
    Kau pergi jauh karena salahku
    Yang tak pernah menganggap kamu ada

    *
    Asmara memisahkan kita
    Mengingatkanku pada dirimu
    Gelora mengingatkanku
    Bahwa cintamu tlah merasuk jantungku

    Reff:
    Sejujurnya ku tak bisa
    Hidup tanpa ada kamu aku gila
    Seandainya kamu bisa
    Mengulang kembali lagi cinta kita

    Takkan ku sia-siakan kamu lagi

    Back to *, Reff:

    Sejujurnya ku tak bisa
    Hidup tanpa ada kamu aku gila

    Takkan ku sia-siakan kamu lagi.. (2x)

    Lirik lagu Firmal Idol – Kehilangan ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Firmal Idol – Kehilangan.

  • Classic Furnitures
  • Fan Gears
  • Exotic Car Pictures
  • Easy Light Digital
  • Jupetong
  • Auto Parts
  • Phones and Accessories
  • PDF Downloads
Free Blogger Templates