Aliran(isme) atau gaya dalam seni rupa dibedakan berdasarkan prinsip pembuatan. Kemunculan dari gaya tergantung dari kreatifitas ataupun keunikan bersama perkembangan aliran yang lain. Agar kita tidak telalu jauh, apresiasi tentang aliran seni rupa ini dimulai dari periode setelah Klasisme di mancanegara yang dikenal dengan Modern Art, disertai dengan penganutnya di Nusantara. A. REALISME (1800-an)
Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata/ real, artinya melukiskan sesuatu yang tidak di tambai ataupun di kurangi sesuai dengan kenyataan apa yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari, fantasi dan imajinasi harus di hindari. Obyek yang di lukiskan tidak hanya obyek yang bagus ataupun indah saja, namun obyek yang jelekpun dapat digambarkan seperti lukisan wanita tua yang penuh dengan keriput, rumah yang hancur, sampah berserakan di pinggir sungai dll. Tokohnya : Annible Carracci, Gustave Courbert, Theodore Chasseriau, Thomas Couture. B.NATURALISME Aliran ini menganggap bagian dari realism yang memiliki obyek yang membuai saja, bias dikatakan hanya melukiskan obyek aslinya (fotografi) Tokohnya : Rembrandt, George Cole, John Constable, Luis Alvarez Catala, William Callow. C.ROMANTISISME Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang bersifat imajiner, kebanyakan mengambil obyek kisah atau kejadian yang dramatis atau dasyat. Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah emosi lebih tegas. Tokohnya : Eugene Delacroix, Theodore Gericault. D. IMPRESIONISME/REALISME CAHAYA/LIGHT PAINTING (1874) Alliran ini menggunakan konsep melukis berdasarkan usaha merekam efek atau kesan cahaya yang jatuh/memantul pada suatu obyek/benda, sehingga menghindari garis/kontur. Seperti ketika kita bercermin di sungai tentunya wajah kita akan kelihatan di kedalaman sungai tersebut sehingga bagaimana kita dapat menaklukan karakter dari air dan melukiskannya kedalam bidang lukisan kita. Penimbulan efek dari cahaya tersebut bisa dalam bentuk titik-titik yang menggunakan teknik yang dinamakan pointilis pelopornya adalah George Seurat. Tokohnya : Claude Monet, Aguste Renoir, Camille Pissaro, Paul Cezannne, Vincent Van Gogh, George Seurat. E. EKSPRESIONISME (1900-an) Aliran ini berusaha mengekspresikan aktualitas bukan hanya berdasarkan indera penglihatan, tetapi juga dengan pengalaman batin. Emosi ketika kita marah, sedih, haru, kecewa, senang, bahagia dapat terwujud dan terlihat dengan kita menganut aliran ini, kadang kesempurnaan obyek tidak lagi menjadi pertimbangan, yang penting ketika kita menggoreskan sesuatu di bidang lukisan kita dengan garis yang tegas, spontan langsung tanpa adanya rasa ketakutan kita untuk membuat garis yang tidak lurus karena kita semua sudah dikendalikan dengan emosi. Kadang kala seorang pelukis Ekspresionis tidak hanya menggoreskan cat dengan kuas, bahkan dengan kaos yang dia kenakan, bagian tubuhnya sebagai media ekspresinya. Tokohnya : Edward Munch, Ernst Barlach F. FAUVISME ( 1900-an) Aliran ini dipelopori oleh sekelompok seniman muda untuk membebaskan diri dari batasan aliran sebelumnya, sehingga mendapat julukan Les Fauves (binatang jalang). Aliran ini menekankan garis kontur yang tegas dan berusaha mengembalikan warna pada peranan yang mutlak (tidak harus sesuai dengan kenyataan. Tokohnya : Henri Matisse, Andre Derain, George Rounault, Marurice de Vlaminck. G. KUBISME (1907) Aliran ini menyederhanakan bentuk-bentuk alam secara geometris (segitiga, segi empat, lingkaran, oval, silinder, bola, kerucut, kubus, balok) dengan intuisi dan rasionalitas. Lukisan ini bisa dikatakan sebagai lukisan yang mengambil obyek kotak dan kotak. Tujuannya menunjukan bagian-bagian itu. Tokohnya: Pablo Picasso,, Max Beckman, henry Moore, Fernand Leger, A Archipenko H. FUTURISTIK (1909) Seniman futuris berpandangan bahwa derajat kehidupan dapat di capai melalui aktivitas. Tema yang mengandung kesibukan dan kesimpangsiuran diangkat ke dalam karyanya dalam bentuk kesan keindahan gerak yang dinamis Tokohnya : Umberto Boccioni, Carlo Carra, Giacorno Balla, Marcel Duchamp. I. DADAISME (1916) Istilah ini berasal dari bahasa anak-anak Perancis yang artinya kuda mainan. Aliran ini mendukung surealisme Karen muncul dari alam bawah sadar sebagai protes tidak adanya polarisasi nilai (baik/buruk) social etika akibat perang dunia. Sehingga karyangnya kadang bisa dikatakan melawan dari keindahan kebosanan akan keindahan, dengan bukti seorang Marcel Duchamp ketika berpameran kalau yang lainya memamerkan karya seni yang indah dia hanya memamerkan closet, kita tahu ini adalah hal terjorok, namun tidak hanya itu saja seperti lukisan Monalisa yang begitu sangat dikagumi di seluruh dunia akan senyumanya dibuatkan kumis, janggot sehingga tidak tampak indah lagi, inilah pemberontakan/protes yang sesungguhnya pada aliran dadaisme. Tokohnya: Marcel Duchamp, Jean (Hans) Arp, Lazlo Mohoyi Nagy. J. SUREALISME Aliran ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam bawah sadar (dalam control kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam control kesadaran/terlupakan. Sehingga karya yang dilukiskan menampakan bentuk-bentuk yang tidak real seperti penggambaran alam mimpi, fantasy, khayalan yang mungkin di dunia ini tidak akan pernah kita jumpai, perumpamaan gambar manusia bersayap, bayi bersayap membawa anak panah, harimau berkepala manusia dan lain sebagainya. Tokohnya : Carlo Carra, Gino Severini, Giorgio de Chirico, Marc Chagall, Salvador Dali. K.ABSTRAKISME Aliran ini menggambarkan sebuah bentuk yang tidak terwujud atau nonfigurative. Bahkan bisa gabungan dari berbagai macam aliran. Dan orang awam suka mengatakan lukisan yang rumit, ruwet untuk dimengerti, karena banyak elemen/unsure seni rupa gabungan yang tampil dan bebas dari ilusi atas bentuk alam. Tokohnya : Roberto Matta, Ashile Gorky, Jackson Pollock, Paul Klee, Therese Oulton. L. POP ART Pop Art merupakan perkembangan seni yang di pengaruhi oleh tarnspormasi budaya popular yang terjadi di masyarakat. Budaya materialism dan komersial pada kota metropolis sepertii : fotografi, film, model/desain, iklan tokoh idola. Tokohnya : Audrey Flack, Bill Woodrow, James Rosenquist, Klimt Gustaf, Peter Blake. M. POST MODERN/KONTEMPORER Kontemporer berarti seni rupa yang berkembang sezaman dengan penulis atau pengamat masa kini. Hal ini terjadi ketika terjadi tren masa depan akan kemajuan menciptakan seni tidak hanya menggunakan alat sederhana namun sudah menggunakan alat, bahan kimia yang mungkin lebih modern dari sebelumnya. Tokohnya : David Mach, Robert Smithson, Cornelia Parker, Louise Nevelson. basanova@ymail.com |
Posting Komentar